Tuesday, January 31, 2012

Perjalananku Menuju Toraja bersama Sepeda Jelajah Nusantara Seri IX (Bagian 3)

HARI KEEMPAT

Setelah beristirahat dengan nyaman disalah saatu Hotel di Tana Toraja, paginya kami bersiap kembali untuk melanjutkan perjalanan tujuan hari ini adalah ke Kete'kesu sepanjang 35 km, dimulai dengan jalan aspal mulus dikanan dan kiri jalan tampak bangunan adat Toraja yang disebut Tongkonan yang banyak dihiasi dengan deretan tanduk kerbau.



Toraja mempunyai cerita sendiri tentang kerbau atau biasa disebut dengan tedong, yang sering digunakan dalam berbagai prosesi dalam tradisi masyarakat Toraja, semakin banyak tanduk yang dipajang di depan rumah maka semakin tinggi derajat keluarga tersebut, hewan ini sering dijadikan kurban seingga harganya tidak murah. Bahkan yang mencengangkan harga seekor kerbau belang atau Tedong Bonga bisa mencapai ratusan juta.



Selain bangunan, diperjalanan kami melihat pemandangan khas pedesaan, sawah dan sungai, jalan yang semula mulus berubah menjadi off road dan inilah yang sangat dinantikan. Toraja yang merupakan daerah pegunungan sudah barang tentu jalurnya naik turun. Tapi dengan kondisi alamnya yang indah seperti perjalanan sehari sebelumnya keletihan dalam gowes tidak begitu dirasakan.



Pukul 13.30 kami tiba di Kete'kesu, yaitu sebuah kompleks perkampungan Adat Toraja. Didalamnya terdapat beberapa rumah adat yang sudah berusia ratusan tahun. Disisi lain adalah komplek makam leluhur yang ditaruh di lubang-lubang diatas tebing bukit. Disetiap makam terdapat patung orang yang sudah meninggal.



Seperti biasanya disetiap akhir persinggahan kami disambut oleh perwakilan Pemerintah Daerah setempat lengkap dengan tarian yang mencerminkan budaya setempat, setelah itu kami berkeliling di sekitar cagar budaya tersebut, sebelum kembali ke Makassar sebagai akhir dari etape ini. Dalam perjalanan menuju Makassar karena kelelahan yang sangat, semua peserta tertidur dan baru terbangun menjelang pagi ketika telah sampai ditujuan dan kembali beristirahat sampai pagi menjelang.





HARI KELIMA

Karena menjelang pagi baru sampai di Makassar kebanyakan peserta terlambat bangun sehingga persiapan untuk gowes pagi ini menjadi sedikit terlambat. Untuk hari terakhir iniakan menempuh jarak sekitar 40 km melintasi Bneteng Somba Opu, Gowa hingga ke benteng Rotterdam rute kali ini 100% on road, jadi seperti city tour melintasi Kota Makassar sekitarnya.









Perjalanan pertama menuju benteng Somba Opu yang dimasa penjajahan Belanda benteng ini merupakan menara intai untuk antisipasi musuh yang datang dari arah laut. Rombongan menggowes menyusuri pinggiran sungai Jeneberangg sungai terbesar di Makassar cuaca cukup terik walaupun baru jam 9 pagi. Kemudian dilanjutkan ke Balla Lompoa (rumah besar) peninggalan kerajaan Gowa. Sesampai disana kami bersyukur dapat masuk ke dalam kamar peninggalan raja karena dianggap tamu kehormatan, dimana disana tersimpan mahkota raja Gowa yang terbuat dari emas, yang biasanya kamar ini selalu terkunci dan tidak semua orang bisa masuk sampai kedalamnya.



Tujuan selanjutnya adalah Pantai Losari, salah satu ikon wisata di kota Makassar. Setelah berfoto bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Benteng Rotterdam.




Di Benteng Rotterdam inilah diadakan acara penyambutan secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, sebelum acara dimulai rombongan berkeliling di Benteng Rotterdam ini dan sempat melihat ruang dimana Pangeran Diponegoro ditahan.







Seluruh perjalanan SJN seri 9 selama 5 hari ini berakhir di Benteng Rotterdam dan setelah acara resmi kami kembali kepenginapan untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta sore harinya.




Monday, January 30, 2012

Perjalananku Menuju Toraja bersama Sepeda Jelajah Nusantara Seri IX (Bagian 2)

HARI KEDUA
Setelah sarapan pagi bersama kami sudah berkumpul di Daerah Puncak Maros pemilik resort ini adalah H.Zainal Basri Palaguna (mantan Gubernur Sulsel) dan kami merasa terhormat karena beliau bersedia melepas peserta untuk memulai etape  hari kedua sepanjang 35 km menuju TN Bantimurung.




Jalur yang kami lalui tergolong mulus, menyisir sungai yang terlihat bersih dengan kombinasi single track melintasi hutan bambu serta jembatan gantung. Memasuki perkampungan sejumlah anak-anak dan orang dewasa menyambut kami, dikejauhan terlihat hamparan sawah setelah panen. Kami juga melewati gugusan tebing yang  terlihat beberapa lubang disisinya, rupanya ini adalah tempat makam penduduk setempat.




Cuaca sama teriknya dengan hari pertama di kejauhan sudah terlihat tulisan di sisi tebing "Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung" yang merupakan tujuan akhir di etape kedua ini, sepeda kami pacu lebih cepat lagi agar sampai sesegera mungkin di garis finish.



Taman ini dikenal dengan kupu-kupunya sehingga menjadi ikon pariwisata Sulawesi Selatan, di pintu gerbangnya terdapat kupu-kupu raksasa menghiasi sebagai ucapan selamat datang bagi setiap orang yang berkunjung ketempat ini. Didalam komplek kami disambut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maros, disertai tarian selamat datang yang dimainkan oleh  sekelompok anak-anak.



Sambil beristirahat beberapa peserta bergerak menuju air terjun untuk menikmati kesegaran airnya setelah lelah gowes dari paginya, sebagian lagi sibuk untuk loading sepedanya masing-masing untuk melanjutkan perjalanan menuju KAbupaten Enrekang, sekitar 7 jam perjalanan darat.



HARI KETIGA
Pada hari ketiga ini jarak yang akan ditempuh sekitar 40km, starting poit di daerah Lanja daerah yang dikelilingi gugusan gunung dan perbukitan, benar-benara jalur yang menantang apalagi 80%nya adalah off road. Begitu bendera start dikibarkan langsung bertemu dengan jalan semen berkerikil yang merupakan turunan, tak lama kemudian sudah mendaki tetapi hal tersebut tidak begitu dirasakan karena pemandangan yang terhampar disepanjang perjalanan sangat memukau.


Memasuki pedesaan jalur sudah mulai bersahabat berupa jalan tanah dan singke track, mulai dijumpai turunan bahkan menyeberangi sungai kecil, cukup menyegarkan otot kaki yang mulai didera keletihan setelah mengayuh pedal dan terkadang diiringi dengan TTB. Kami tiba didesa Tongkonan disini rombongan disuguhi air keelapa yang dicampur gula merah, benar-benar menyegarkan.





Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dijalan yang menanjak dan berbatu, dikejauhan tampak gunung nona yang terkenal itu. Kami menyisir di kaki pegunungan ini sesekali bertemu jalan batu makadam dan tetap nanjak. Singkat cerita setelah didera keletihan akhirnya kami mencapai Finish di Resting, walaupun letih kami juga lega karena rangkaian perjalanan haari ketiga ini bisa kami tuntaskan.



Sore menjelang dan udara perlahan mulai dingin, namun masakan khas Enrekang Nasi Cemba mampu menghangatkan badan kami kembali. Lalu peserta beristirahat sambil loading sepeda untuk berpindah munuju Tana Toraja untuk bermalam dan melanjutkan etape hari-4.