Setelah beristirahat dengan nyaman disalah saatu Hotel di Tana Toraja, paginya kami bersiap kembali untuk melanjutkan perjalanan tujuan hari ini adalah ke Kete'kesu sepanjang 35 km, dimulai dengan jalan aspal mulus dikanan dan kiri jalan tampak bangunan adat Toraja yang disebut Tongkonan yang banyak dihiasi dengan deretan tanduk kerbau.
Toraja mempunyai cerita sendiri tentang kerbau atau biasa disebut dengan tedong, yang sering digunakan dalam berbagai prosesi dalam tradisi masyarakat Toraja, semakin banyak tanduk yang dipajang di depan rumah maka semakin tinggi derajat keluarga tersebut, hewan ini sering dijadikan kurban seingga harganya tidak murah. Bahkan yang mencengangkan harga seekor kerbau belang atau Tedong Bonga bisa mencapai ratusan juta.
Selain bangunan, diperjalanan kami melihat pemandangan khas pedesaan, sawah dan sungai, jalan yang semula mulus berubah menjadi off road dan inilah yang sangat dinantikan. Toraja yang merupakan daerah pegunungan sudah barang tentu jalurnya naik turun. Tapi dengan kondisi alamnya yang indah seperti perjalanan sehari sebelumnya keletihan dalam gowes tidak begitu dirasakan.
Pukul 13.30 kami tiba di Kete'kesu, yaitu sebuah kompleks perkampungan Adat Toraja. Didalamnya terdapat beberapa rumah adat yang sudah berusia ratusan tahun. Disisi lain adalah komplek makam leluhur yang ditaruh di lubang-lubang diatas tebing bukit. Disetiap makam terdapat patung orang yang sudah meninggal.
Seperti biasanya disetiap akhir persinggahan kami disambut oleh perwakilan Pemerintah Daerah setempat lengkap dengan tarian yang mencerminkan budaya setempat, setelah itu kami berkeliling di sekitar cagar budaya tersebut, sebelum kembali ke Makassar sebagai akhir dari etape ini. Dalam perjalanan menuju Makassar karena kelelahan yang sangat, semua peserta tertidur dan baru terbangun menjelang pagi ketika telah sampai ditujuan dan kembali beristirahat sampai pagi menjelang.
HARI KELIMA
Karena menjelang pagi baru sampai di Makassar kebanyakan peserta terlambat bangun sehingga persiapan untuk gowes pagi ini menjadi sedikit terlambat. Untuk hari terakhir iniakan menempuh jarak sekitar 40 km melintasi Bneteng Somba Opu, Gowa hingga ke benteng Rotterdam rute kali ini 100% on road, jadi seperti city tour melintasi Kota Makassar sekitarnya.
Perjalanan pertama menuju benteng Somba Opu yang dimasa penjajahan Belanda benteng ini merupakan menara intai untuk antisipasi musuh yang datang dari arah laut. Rombongan menggowes menyusuri pinggiran sungai Jeneberangg sungai terbesar di Makassar cuaca cukup terik walaupun baru jam 9 pagi. Kemudian dilanjutkan ke Balla Lompoa (rumah besar) peninggalan kerajaan Gowa. Sesampai disana kami bersyukur dapat masuk ke dalam kamar peninggalan raja karena dianggap tamu kehormatan, dimana disana tersimpan mahkota raja Gowa yang terbuat dari emas, yang biasanya kamar ini selalu terkunci dan tidak semua orang bisa masuk sampai kedalamnya.
Tujuan selanjutnya adalah Pantai Losari, salah satu ikon wisata di kota Makassar. Setelah berfoto bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Benteng Rotterdam.
Di Benteng Rotterdam inilah diadakan acara penyambutan secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, sebelum acara dimulai rombongan berkeliling di Benteng Rotterdam ini dan sempat melihat ruang dimana Pangeran Diponegoro ditahan.
Seluruh perjalanan SJN seri 9 selama 5 hari ini berakhir di Benteng Rotterdam dan setelah acara resmi kami kembali kepenginapan untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta sore harinya.